TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan tiga
perguruan tinggi di Amerika Serikat
menyebutkan bumi kini tengah memasuki fase
kepunahan baru. Dan hewan bertulang belakang (vertebrates), bahkan termasuk
manusia, bisa saja menjadi korban yang pertama memasuki kepunahan itu.Dalam laporan, yang studinya dipimpin oleh Univesitas Stanford, Princeton, dan Berkeley itu, disebutkan bahwa hewan bertulang belakang menghilang 114 kali lebih cepat dari normal. Penemuan ini juga pernah dilaporkan Duke University tahun lalu. (Baca juga: Bumi Memasuki Fase Punah, Ini Hewan-hewan yang Terancam)
Salah satu
penulis studi baru tersebut mengatakan, “Sekarang ini kita memasuki tahap
keenam kepunahan massal,” ujarnya. Kejadian serupa pernah terjadi 65 juta tahun
yang lalu., ketika dinosaurus menghilang alias punah.
Temuan
mengejutkan itu muncul di tengah ketakutan banyak orang akan hancurnya bumi,
bahkan disebut kiamat, pada bulan September nanti akibat ditabrak oleh
asteroid--spekulasi yang kemudian dibantah oleh Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA). (Baca juga:Heboh Kiamat September Tahun Ini NASA Ungkap Faktanya)
Kepunahan
hewan dan manusia--diprediksi terjadi tiga generasi lagi--itu otomatis akan
menghancurkan kehidupan di bumi. “Jika ini sampai terjadi, butuh jutaan tahun
untuk kembali pulih dan beberapa spesies hewan akan kembali hilang dari yang
ada saat ini,” kata pimpinan peneliti, Gerardo Ceballos.
Para ilmuwan mempelajari sejarah tingkat kepunahan hewan bertulang belakang melalui catatan-catatan fosil yang tersimpan. Para ilmuwan menemukan tingkat kepunahan baru-baru ini 100 kali lebih tinggi dibanding pada masa-masa ketika bumi tidak mengalami kepunahan massal.
Para ilmuwan mempelajari sejarah tingkat kepunahan hewan bertulang belakang melalui catatan-catatan fosil yang tersimpan. Para ilmuwan menemukan tingkat kepunahan baru-baru ini 100 kali lebih tinggi dibanding pada masa-masa ketika bumi tidak mengalami kepunahan massal.
Sejak 1990,
laporan studi itu menyebutkan, lebih dari 400 hewan bertulang belakang telah
menghilang atau punah. Para ilmuwan mengatakan, kerugian akibat kepunahan ini
baru akan terlihat setelah 10 ribu tahun.
Riset, yang
dipublikasikan juga dalam jurnal the Science Advances ini, menyebut penyebab
kepunahan lantaran perubahan iklim, polusi, serta penggungulan atau kerusakan
hutan (deforestation).
0 komentar:
Post a Comment