Friday, May 22, 2015

Kontak Senjata dengan TNI/Polri, Tiga Anggota Din Minimi Tewas

Kontak Senjata dengan TNI/Polri, Tiga Anggota Din Minimi Tewas
TNI/POLRI

TRIBUNNEWS.COM, SIGLI - Tiga pria yang diduga kelompok Din Minimi (eks kombatan GAM yang masih angkat senjata) tewas dalam kontak tembak selama sepuluh menit dengan 153 polisi dibantu TNI di kawasan Glee Bayu, Gampong Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie, Rabu (20/5) sekitar 23.30 WIB.
Polisi bersama TNI yang mendapat informasi tentang adanya pergerakan kelompok bersenjata api (bersenpi) di kawasan Grong-Grong, lebih dulu mengepung lokasi persembunyian kelompok yang jumlahnya sekitar 15 orang itu.
Mereka bersembunyi satu kilometer jaraknya dari jalan nasional Banda Aceh-Medan atau sekitar enam kilometer dari Sigli, ibu kota Pidie.
Lokasi kontak tembak itu merupakan kawasan rawa-rawa yang tidak padat rumah penduduk.
Kontak tembak terjadi dalam jarak sekitar lima meter. Pascakontak tembak, polisi bersama TNI melakukan penyisiran lokasi.
Awalnya ditemukan jasad dua lelaki yang kemudian dikenali bernama Ibrahim Yusuf (42), warga Gampong Ceurih Blang Mee, Kecamatan Delima, Pidie, dan Subki (32), warga Dusun Pulo, Aceh Utara.
Ibrahim Yusuf yang memakai baju loreng tertembak di bagian muka. Subki yang mengenakan baju hitam, tertembak di bagian kepala.
Ibrahim Yusuf tertembak di jidat, diperkirakan karena pada malam itu dia mengikatkan senter di kepala.
Sementara itu, jasad Yusliadi bin Rusli alias Mae Pong (27), warga Gampong Dusun Rimba Julok, Aceh Timur, ditemukan terpisah di kawasan Glee Bayu Gintong, pada Kamis (21/5) sekitar pukul 07.00 WIB.
Terpisahnya jarak antara mayat Mae Pong dengan dua mayat terdahulu, mengindikasikan begitu tertembak ia sempat dilarikan rekannya.
Tapi kemudian ditinggalkan di rawa-rawa rumpun rumbia karena kehabisan darah. Mae Pong tertembak di dada dan di pangkal paha kanan, sehingga patah.
Saat terjadi kontak tembak, suasana Gampong Gintong di pinggir jalan Banda Aceh-Medan sangat mencekam. Warga yang sedang asyik menonton televisi di warung sontak berhamburan dan langsung mengurung diri di rumah.
“Suara tembakan terdengar membahana di belakang rumah saya. Kami sangat terkejut saat mendengar rentetan suara senjata api. Sebagian warga yang sedang ngopi di warung buru-buru pulang ke rumah,” kata Taufik (23), warga Gampong Gintong, kepada Serambi kemarin.

Ia jelaskan, setelah suara tembakan itu berhenti, Gampong Gintong benar-benar sunyi mencekam. Tak ada warga yang berani ke luar rumah lagi malam itu.
“Paginya baru kami ketahui bahwa ada orang yang tertembak. Tapi kami tak kenal siapa mereka,” kata Taufik.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, dalam jumpa pers dengan wartawan di Polres Pidie kemarin mengatakan, kelompok Din Minimi sudah beberapa hari berada di Kabupaten Pidie.
Persembunyian mereka berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain.
Saat diketahui kelompok Din Minimi sekitar 15 orang bersembunyi di kawasan Gintong, polisi bersama TNI langsusng melakukan patroli gabungan di jalan maupun di lokasi yang dicurigai.
Namun, saat dilakukan patroli, personel polisi dan TNI yang berjumlah 153 orang berpapasan dengan kelompok Din Minimi. Maka terjadilah kontak tembak selama sepuluh menit.
“Dalam kontak tembak itu tiga anggota kelompok Din Minimi tewas,” kata Kapolda.
Menurut Kapolda, Ibrahim Yusuf yang tercatat sebagai warga Pidie bertugas sebagai penunjuk jalan.
Dia ikut tertembak saat terjadi baku tembak. Yang bersangkutan telah membantu kelompok Din Minimi.
“Sementara Subki dan Yusliadi Rusli merupakan DPO polisi yang telah lama diburu,” kata Husen Hamidi didampingi Kadiv Humas Polda Aceh, AKBP T Saladin dan Kapolres Pidie, AKBP Muhajir SIK MH.
Dikatakan, pascabaku tembak, kelompok yang berhasil meloloskan diri langsung bergeser ke Gle Ceurih yang tembus ke Padang Tiji. Jarak Gle Ceurih dengan lokasi kontak tembak sekitar tiga kilometer.
Kelompok Din Minimi, menurut Kapolda Aceh, berjumlah 30 orang. Tapi hingga saat ini sudah 15 orang tertangkap, termasuk yang meninggal di Pidie kemarin.
Pascakontak tembak tersebut, aparat keamanan memanen barang bukti di lokasi kejadian, antara lain, satu unit senpi AK-47, satu magasin, dan ratusan bukti peluru.
Hingga kemarin siang barang bukti itu masih diamankan di Makodim 0102/Pidie.

“Kami berharap kepada kelompok Din Minimi yang belum tertangkap segera menyerahkan diri kepada polisi. Warga yang mengetahui keberadaan mereka segera laporkan kepada polisi dan TNI terdekat,” pesan Husein Hamidi.
Sementara itu, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto yang ditanyai wartawan di Pulo Rondo, Kota Sabang, saat mendampingi acara Panglima TNI, Jenderal TNI Dr Moeldoko di pulau itu kemarin, membenarkan ada kontak tembak di Grong-Grong, Pidie.
Menurut Pangdam, kontak tembak terjadi setelah personel TNI mengetahui adanya pergerakan kelompok bersenjata di kawasan Grong-Grong.
Namun, hingga kemarin siang Pangdam mengaku belum mengetahui latar belakang ke-15 orang bersenjata yang berseragam loreng dan hitam itu.
“Kita belum tahu siapa mereka. Nah, masalah ini kita serahkan kepada polisi. Pekerjaan tentara mengamankan, tapi kalau identifikasi nanti ada polisi,” tegas Pangdam IM.
Pangdam juga mengajak semua pihak menjaga perdamaian di Aceh dan bersinergi untuk membangun Aceh.
“TNI bersama masyarakat selama ini dan sudah bersama-sama membangun Aceh. TNI mengajak untuk membangun, bukan menghambat pembangunan,” demikian Pangdam IM. (naz/c43/sb)


0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com